Laporan
Praktikum Fisiologi Hewan
“ Konsumsi Oksigen pada Hewan Jangkrik ”
Disusun oleh :
Neng Devi H.H 14542013
Syafiq
Almugni 14542021
Riana Trisna Wulandari 14542028
Ulfah sayidah 14542034
Hani Hadianti 14542035
Mastutin Mustaotinah 14542036
Kelas : 3B Biologi
LABORATORIUM
BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
GARUT
2016
A.
Tujuan
1. Untuk
mengukur banyaknya konsumsi oksigen pada jangkrik
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi didalam respirasi
3. Untuk mengetahui hubungan antar kecepatan respirasi pada hewan dengan kecepatan metabolismenya
B.
Landasan teori
Respirasi adalah suatu proses
katabolisme, yaitu proses pembebasan energi kimia yang diperoleh dari pemecahan
senyawa organik menjadi dan O yang terkandung dalam senyawa organic pada
sel hidup yang berguna untuk berbagai aktivitas tubuh. Pernapasan atau
respirasi dapat juga dikatakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk
hidup dengan gas yang ada di lingkungannya, maksudnya adalah mengambil oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida. Untuk hewan yang berukuran kecil,
misalnya pada serangga, pertukaran gas dilakukan dengan menggunakan
trakea, sehingga disebut sistem pembuluh trakea. Secara sederhana, reaksi
kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6
+ 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
-
Respirasi pada Serangga
Serangga
mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan
mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trakea memanjang dan bercabang-cabang
menjadi saluran hawa halus yang ,masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena
itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam sistem ini tidak
membutuhkan bantuan sistem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar
melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya.
Selanjutnya dari stigma, udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan
sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas
sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang
bergerak secara teratur.
Laju
metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang
dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi
dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk
menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi, laju
metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies
hewan, ukuran badan, dan aktivitas. Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan
dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan mikrorespirometer, metode
Winkler, maupun respirometer Scholander.
Penggunaan
masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju konsumsi
oksigennya. Mikrorespirometer dipakai untuk mengukur konsumsi oksigen hewan
yang berukuran kecil seperti serangga atau laba-laba.
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
ü Respirometer sederhana dengan pipa berskala
ü Stopwatch
ü Pipet tetes
ü Kapas
ü Gelas kimia
ü Neraca
2.
Bahan
ü Plastisin
ü Metilin blue
ü Jangkrik
ü Kristal KOH/NaOH
D.
Cara kerja
Siapkan alat dan bahan dan susunlah instrumen seperti gambar di atas, caranya sebagai berikut:
Siapkan alat dan bahan dan susunlah instrumen seperti gambar di atas, caranya sebagai berikut:
1.
Membungkus Kristal
KOH/NaOH dengan kapas, kemudian masukkan ke dalam tabung respirometer
2.
Memasukkan jangkrik yang sudah ditimbang ke dalam tabung respirometer
3.
Menutup tabung respirometer kemudian sambungan penutupnya diberi plastisin agar
tidak ada udara yang masuk dan keluar
4.
Meneteskan metylin blue pada ujung pipa respirometer
dengan menggunakan pipet tetes secukupnya
5.
Mengukur pergerakan metylin
blue dengan menggunakan stopwatch secara berkala (2 menit, 4 menit, 6 menit, 8
menit, 10 menit) pada masing-masing jangkrik.
6.
Menghitung banyaknya konsumsi O2
pada masing-masing jangkrik.
E.
Hasil Pengamatan
Jenis kelamin Organisme
|
Berat
|
Kebutuhan Oksigen ( dalam menit )
|
|||
5’
|
5’’
|
5’’’
|
Rata-tara
|
||
Jangkrik betina
kecil
|
0,39 gr
|
0,235 ml
|
0.0825 ml
|
0.0525 ml
|
0.123 ml
|
|
Kebutuhan O2 : 0,123 ml/ 0,39 gr/ 5menit
= 0,063 ml/gr/menit
|
||||
Jangktuk betina besar
|
0,56 gr
|
0,075 ml
|
0.04 ml
|
0.01 ml
|
0.042 ml
|
|
Kebutuhan O2 : 0.042 ml/ 0,56 gr/ 5menit
= 0,015 ml/gr/menit
|
||||
Jangkrik jantan
|
0,31 gr
|
0,23 ml
|
0,137 ml
|
0.11 ml
|
0.40 ml
|
|
Kebutuhan O2 : 0,41 ml/ 0,31 gr/ 5menit
= 0.26 ml/gr/menit
|
||||
Jangkrik betina
|
0,36 gr
|
0.21 ml
|
0.14 ml
|
0.057 ml
|
0,41 ml
|
|
Kebutuhan O2 : 0,40 ml/ 0,36 gr/ 5menit
= 0.22 ml/gr/menit
|
F. Pembahasan
Bernafas adalah proses memasukan serta mengeluarkan udara ke dan dari dalam
tubuh. Udara yang dimasukan itu mengandung O2, sedangkan udara yang
dikeluarkan mengandung CO2 serta uap air. O2 yang masuk
digunakan tubuh untuk melakukan proses respirasi. System pernafasan serangga
berbeda dengan hewan lain karena serangga merupakan hewan terestial yang tidak
memiliki paru-paru tetapi menggunakan system trakea untuk pertukaran gasnya.
Untuk menghitung laju konsumsi O2
pada hewan serangga digunakan alat yang bernama respirometer. Dengan respirometer
laju konsumsi O2 bisa diketahui lewat cairan metylin blue yang
dimasukan kedalam pipa respirometer. Fungsi metylin
blue itu sendiri adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan
(jangkrik) pada respirometer. Karena jangkrik yang ada dalam
tabung atau botol respirometer hanya mengkonsumsi O2 yang ada dalam
pipa, cairan metylin blue perlahan-lahan
akan maju sesuai dengan pengambilan O2 yang dilakukan jangkrik
sehingga menunjukan sekalanya. Dengan melihat
skala pada pipa respirometer. Volume dihitung berdasarkan selisih posisi awal metylin
blue dengan dengan posisi terakhir metylin blue pada pipa berskala, dan
dihitung per satuan waktu (menit).
Sedangkan
hasil respirasi CO2 yang dikeluarkan oleh jangkrik, diikat oleh KOH yang
disimpan di dalam tabung tersebut bersaan dengan jangkrik yang di uji . Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2
agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial
gas dalam respirometer akan tetap dan metylin blue tidak bisa bergerak.
Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. Kristal
KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi
antara KOH dengan CO2, sebagai berikut:
·
(i) KOH + CO2 → KHCO3
·
(ii) KHCO3 + KOH → K2CO3
+ H2O
Laju respirasi
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :
1.
Gerakan anggota tubuh yang memakan
banyak oksigen dalam otot untuk memberi energy yang diperlukan tubuh, emosi,
rasa sakit dan takut juga mempengaruhi laju respirasi.
2.
Aktivitas, Makhluk hidup yang
melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya, maka
semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernafasannya semakin cepat.
3.
Oksigen yang tersedia, usia, berat
badan, posisi tubuh, aktifitas, kondisi tubuh, suhu, jenis kelamin dan
tekana darah.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan volume udara yang
dibutuhkan jangkrik berbeda-beda. Jangkrik yang ukuran tubuhnya atau massanya
lebih kecil banyak membutuhkan o2 dibandingkan jangkrik yang ukuran tubuhnya
atau massanya lebih besar. Dan jangkrik dengan melakukan metabolism lebih
tinggi memerlukan atau mengkonsumsi 02 lebih banyak pula.
Hal tersebut terjadi karena factor-faktor yang
mempengaruhi respirasi pada jangkrik tersebut yaitu factor usia, kondisi tubuh
dan jenis kelamin.
G. Kesimpulan
1. Banyaknya
konsumsi oksigen pada belalang
Jumlah konsumsi oksigen
pada jangkrik Betina yang berukuran kecil sebesar 0,123 ml dan pada jangkrik
betina yang berukuran besar sebesar 0,042 ml. Sedangkan konsumsi oksigen pada
jangkrik jantan yang berukuran sama dengan jangkrik betina sebesar 0,41 ml, dan
pada betina sebesar 0,40 ml.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
respirasi
- Kadar O2, Bila kadar
oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk
meningkatkan pengambilan oksigen.
· - Aktivitas, Makhluk hidup yang
melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya, maka
semakin banyak kebutuhan energinya,
· - Gerakan anggota tubuh yang memakan
banyak oksigen dalam otot untuk memberi energy yang diperlukan tubuh, emosi,
rasa sakit dan takut juga mempengaruhi laju respirasi.
· - Oksigen yang tersedia, usia, berat
badan, posisi tubuh, aktifitas, kondisi tubuh, suhu, jenis kelamin dan
tekana darah.
Kecepatan respirasi juga sangat dipengaruhi
oleh laju metabolisme tubuh jangkrik, semakin cepat laju metabolisme suatu
hewan maka semakin cepat penggunaan oksigen oleh jangkrik. Semakin lambat
laju metabolism maka semakin lambat pula penggunaan oksigen.
Daftar pustaka
Maulia, zahrotul. 2014. Kecepatan Penggunaan Oksigen Dalam Respirasi Hewan. [online].
Tersedia: (http://zahrotulmaulia88.blogspot.co.id2014/01/kcepatan-penggunaan-oksigen-dalam_25.html?m=1). [23
Desember 2016]
Ridwan. 2010. Respirasi.
[online]. Tersedia: (http://www.sith.itb.ac.id/profile/pakAR/RESPIRASI.pdf). [23
Desember 2016]
Sainsone. 2008. System
Respirasi pada Hewan. [online]. Tersedia: (http://sainsone.files.com/2008/06/sistem-respirasi-pada-hewan.pdf) [23
Desember 2016]
LAMPIRAN