Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
PROSES OKSIDASI DAN PROSES RESPIRASI



                       
  

Disusun oleh :
Neng Devi H.H              14542013
Syafiq Almugni              14542021
Riana Trisna Wulandari   14542028
Ulfah Sayidah                 14542034
Hani Hadianti                  14542035
Mastutin Mustaotinah      14542036
Kelas          : 3B Biologi

LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN  (STKIP)
GARUT
2016

A.   Tujuan
1.     Mengetahui proses respirasi sel
2.     Memahami proses respirasi anaerobik (fermentasi)
3.     Menentukan jenis respirasi pada suatu sel makhluk hidup
4.     Memahami proses oksidasi dalam masa respirasi
B.   Landasan Teori
Di dalam sel hidup terjadi proses metabolisme.Metabolisme adalah keseluruhan proses-proses kimiawi ang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Sel merupakan tempat terjadinya aktivitas metabolism yangdapat menghasilkan energy bagi kehidupan dan juga sintesis, yaitu pembentukan berbagai materi pembangunan tubuh dan untuk mengatur aktivitas tubuh.
Metabolism disebut juga reaksi enzimatis, karena seluruh proses metabolism selalu menggunakan katalisator enzim. Berdasarkan prosesnya metabolism dibagi menjadi dua, yaitu :
1.     Anabolisme / Sintesis
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energy, misalnya: energy cahaya untuk fotosintesis, energy kimia untuk kemosintesis.
·        Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan bantuan energy cahaya atau foton. Sumber energy cahaya alami adalah matahari yang memiliki spectrum cahaya infra merah (tidaj kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan)
Yang digunakan dalam proses fotosintesis adalah spectrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis. Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen.
·        Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energy. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energy yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energy dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.
·        Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolism, ketiga zat tersebut bertemu di dalam daur krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. akibatnya ketiga maca senyawa tadi dapat salig mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.
·        Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai “pengatur sintesis protein”. Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

2.     Katabolisme (Dissimilasi)
Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energy tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energy yang terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi .

C.   Alat dan bahan
ALAT :
1.     Tabung reaksi 4 buah
2.     Rak tabung reaksi
3.     Kaki tiga
4.     Bunsen
5.     Penjepit tabung reaksi
6.     Pipet tetes
7.     Gelas kimia
8.     Gelas ukur
9.     Tempeatur suhu (Termometer)
BAHAN :
1.     Larutan gist atau ragi (15 gram dalam 250 cc larutan sukrosa 10 %)
2.     Methylen blue diencerkan
3.     Larutan glukosa 10 % dalam aquades.
4.     Larutan amilum

D.   Langkah Kerja
1.     Di berikan label A, B, C dan D Pada masing-masing tabung reaksi
2.     Disiapkan air sebanyak 300 ml dan dipanaskan hingga suhu 400 C (suhu tetap dijaga)
3.     Dimasukkan 5 cc gist atau ragi yang telah di buat kedalam tabung reaksi kemudian dididihkan dengan bunsen selama 1-2 menit
4.     Dimasukkan masing – masing 1cc larutan gist atau ragi yang telah dipanaskan kealam tabung reaksi A dan B.
5.     Dimasukkan 5 cc gist atau ragi yang telah di buat kedalam tabung reaksi
6.     Dimasukkan masing – masing 1cc larutan gist atau ragi yang masih dingin kedalam tabung reaksi C dan D.
7.     Dimasukkan 1 cc larutan glukosa 10 % dan 1 cc methylen blue ke dalam setiap tabung reaksi (tabung reaksi A, B, C dan D).
8.     Diencerkan semua tabung tersebut dengan aquades sebanyak 5cc .
9.     Dilakukan pengocokkan pada ke empat tabung hingga homogen
10.            Dilakukan penutupan pada tabung A dan C dengan kapas, tabung B dan D dibiarkan terbuka
11.            Dimasuan keempat tabung reaksi tersebut kedalam penangas air dengan suhu 400 C
12.            Dilakukan pengamatan perubahan warna yang terjadi selang waktu 10 menit selama 40 menit.

E.   Hasil
Tabel Hasil Pengamatan Perubahan Warna Larutan Percobaan
                                  
Keterangan :
+ + + : Biru pekat
+ +    : Biru
+       : Biru terang
-        :Biru pudar
- -      : Putih

F.    PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang kelompok kami lakukan pada praktikum proses oksidasi dan proses respirasi terhadap 4 tabung, yaitu tabung A, B, C dan D terdapat perbedaan reaksi atau perubahan warna pada masing-masing larutan. Perbedaan kecepatan perubahan warna pada ke 4 tabung terjadi karena adanya perbedaan perlakuan pada masing-masing tabung.  pada tabung A larutan giss dipanasakan dan tabung ditutup dengan kapas (anaerob), pada tabung B larutan giss dipadaskan dan tabung dibiarkan terbuka, pada tabung C larutan giss tidak dipanaskan dan tabung ditutup dengan kapas (anaerob), dan pada tabung D larututan giss tidak dipanaskan dan dibiarkan terbuka.
Pada tabung yang larutan gistnya dipanaskan selama 1-2 menit memungkinkan kandungan organisme mati atau berkurang sehingga aktifitas respirasi laratan tersebut tidak optimal hal itu ditunjukan dengan warna larutan yang masih berwarna biru pada tabung A dab B. Sedangkan pada tabung C dan D  larutan gist yang tidak dipanaskan memungkinkan organisme pada larutan masih hidup dengan baik dan melakukan aktifitas respirasi, sehingga terjadi perubahan warna secara akromatis (menjadi putih).
Dari perubahan reaksi pada ke 4 tabung, bakteri sacharomyces tersebut termasuk pada jenis bacteri anaerob Fakultatif  karena  melakukan aktifitas respirasi  tidak dipengaruhi adanya okigen tetapi pada praktikum ini bakteri sacharomyces bekerja paling optimal pada tabung C yaitu tabung diberikan perlakuan tanpa oksiges (anaerob), sedangkan pada tabung B menunjukan bahwa kerja bakteri paling lambat diantara semua tabung.

G.  KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kelompok kami simpulkan sebagai berikut :
1.     Respirasi dalam sel adalah proses di mana energi potensial dari nutrisi (glukosa) berubah menjadi energi (ATP) yang dapat digunakan oleh tubuh atau organisme dimana sel berada.
2.     Proses respirasi anaerob adalah serangkain reaksi enzimatik yang mengubah glukosa menjadi ATP dalam keaadaan tanpa oksigen. Proses pengubahan tersebut dikatalis oleh enzim dalam sitoplasma, jumlah ATP yang dihasilkan hanya 2 molekul untuk setiap 1 molekul glukosa.
3.     Jenis respirasi pada bakteri Sacharomyces adalah anaerob fakultatif
4.     Proses oksidasi dalam masa respirasi yaitu reaksi karbohidrat menjadi CO2  dalam keadaan anaerob.

H.  SOAL
1.     Apakah yang dimaksud dengan respirasi sel ?
Jawab : Respirasi sel adalah proses di mana energi potensial dari nutrisi berubah menjadi energi yang dapat digunakan oleh tubuh atau organisme dimana sel berada. Respirasi terjadi di kedua sel tumbuhan dan hewan, dan umumnya memanfaatkan nutrisi glukosa, asam lemak dan asam amino untuk menghasilkan energi. Respirasi selular biasanya melibatkan oksidasi molekul untuk melepaskan energi, tetapi respirasi dapat dicapai tanpa oksigen.
2.     Apakah yang dimaksud dengan oksidasi ?
Jawab : Reaksi Oksidasi adalah peristiwa kehilangan elektron atau kehilangan hydrogen, sehingga disebut juga reaksi dehidrogenasi. Bila suatu senyawa dioksidasi maka harus ada senyawa lain yang direduksi, yaitu akan memperoleh elektron atau memperoleh hydrogen.(Sri Widya : 2000). Sedangkan oksidasi biologi pada fermentasi yaitu reaksi karbohidrat menjadi CO2 dan etanol dalam keadaan anaerob. Karbohidrat seperti sukrosa, glukosa dapat diuraikan dalam keadaan anaerob oleh enzim-enzim dalam ragi menjadi CO2dan etanol.
3.     Apa sebabnya terjadi perbedaan kecepatan perubahan warna antara tabung A, B dengan tabung C dan D ?
Jawab : Perbedaan kecepatan perubahan warna pada tabung A,B dengan C dan D disebabkan karena perlakuan yang berbeda. Pada tabung A dan B larutan gist sebelumnya dipanaskan selama 1-2 menit sehingga memungkinkan organisme yang ada pada tabung tersebut mati atau berkurang akibatnya aktifitas respirasi pada tabung A dan B sedikit dan perubahan glukosa menjadi ATP tidak maksimal sehingga warna larutan masih berwarna biru. Sedangkan pada tabung C dan D larutan gist tidak dipanaskan sehingga memungkinkan organisme di dalamnya masih hidup dan aktifitas respirasi pada tabung tersebut terjadi secara akromatis dan merubah glukosa menjadi ATP dengan baik sehingga warna larutan menjadi warna putih.

DAFTAR PUTAKA

Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Kanisius.Yogyakarta.
Addri,M. 2013.Respirasi sel.[Online].Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/respirasi. [19 November 2016]






LAMPIRAN