Disusun oleh :
Syafiq Almugni 14542021
Riana Trisna Wulandari 14542028
Hani Hadianti 14542035
Mastutin Mustaotinah 14542036
Neng Devi H.H 14542013
Kelas : 3B Biologi
LABORATORIUM BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
GARUT
2016
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
GARUT
2016
A. Tujuan
Untuk mengetahui pembuatan kultur murni pada Paramecium sp serta mengetahui proses siklosis dan pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna (defekasi) pada Paramecium sp.
B. ALAT DAN BAHAN
B. ALAT DAN BAHAN
C. Langkah Kerja
Step 1 : Pembuatan Kultur Murni Paramecium sp
1. Air sawah dituangkan pada 2 gelas kimia (A dan B) yang berbeda masing-masing sebanyak 500 ml
2. Masukan jerami kedalam gelas kimia A, didihkan mencapai suhu 100ºC
3. Didihkan Air pada gelas kimia B mencapai suhu 100ºc, masukkan jerami yang telah dipotong- potong kecil.
4. Kedua gelas kimia (A dan B) yang telah dididihkan, dinginkan mencapai suhu 36ºc ,simpan ditempat yang aman
5. Mencari ±25 Paramecium sp untuk masing-masing gelas (A dan B)yang dicari melalui pengamatan mikroskopis pada mikroskop, gunakan serat kapas agar lebih mudah menjerat Paramecium sp.
6.Setelah air yang di didihkan mencapai suhu 36ºC, masukkan 25 Paramecium sp kedalam masing-masing gelas (A dan B).
7. Tutuplah gelas kimia dengan kain atau plastic yang diberi lubang.
Setelah 4 hari kemudian . . .
8. Disiapkan kembali 500 ml air sawah dan potongan jerami
9.Air sawah tersebutdilakukan kembali pemanasan sampai 100ºc kemudian dinginkan sampai 36ºc
10. Siapkan 25 Paramecium sp dari gelas A dan B yang telah disimpan selama 4 hari .
11. Dimasukkan Paramecium sp kedalam gelas kimia baru
12. dilakukan pengulangan langkah tersebut selang waktu 4 hari dan dilakukan selama 3x
Step 2:
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunkan dalam praktikum
2.Diteteskan satu tetes kultur Paramecium sp pada objek glass
3.Diamati bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola (siklosis) sampai mencapai anus sel .
4. Diteteskan satu tetes suspensi ragi untuk memberi makan paramecium
5. Diamati sistem pencernaan pada paramecium
6. Ditambahkan congo-red untuk mempermudah meneliti proses pencernaan pada Paramecium
D. Landasan Teori
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Sub-phylum : Ciliophora
Classis : Ciliate
Sub-classis : Holotricha
Ordo : Hymenostomatida
Family : Paramecidae
Genus : Paramaecium
Species : Paramaecium caudatum
Morfologi
Paramaecium memiliki tubuh yang sebagian atau seluruhnya tertutupi oleh cilia atau rambut getar. Dimana bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang. Paramecium memiliki tubuh streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh. Paramecium bergerak dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.
Anatomi
Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih, dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat. Vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350 ɰm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium Sp bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Tubuh paramecium memiliki dua vakuola kontraktil dan sejumlah vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar antara 80-350 µm. permukaan ventral mengandung celah mulut.
Habitat
Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium Sp mengambil air dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.
E. Data Pengamatan
F. Pembahasan
2. Masukan jerami kedalam gelas kimia A, didihkan mencapai suhu 100ºC
3. Didihkan Air pada gelas kimia B mencapai suhu 100ºc, masukkan jerami yang telah dipotong- potong kecil.
4. Kedua gelas kimia (A dan B) yang telah dididihkan, dinginkan mencapai suhu 36ºc ,simpan ditempat yang aman
5. Mencari ±25 Paramecium sp untuk masing-masing gelas (A dan B)yang dicari melalui pengamatan mikroskopis pada mikroskop, gunakan serat kapas agar lebih mudah menjerat Paramecium sp.
6.Setelah air yang di didihkan mencapai suhu 36ºC, masukkan 25 Paramecium sp kedalam masing-masing gelas (A dan B).
7. Tutuplah gelas kimia dengan kain atau plastic yang diberi lubang.
Setelah 4 hari kemudian . . .
8. Disiapkan kembali 500 ml air sawah dan potongan jerami
9.Air sawah tersebutdilakukan kembali pemanasan sampai 100ºc kemudian dinginkan sampai 36ºc
10. Siapkan 25 Paramecium sp dari gelas A dan B yang telah disimpan selama 4 hari .
11. Dimasukkan Paramecium sp kedalam gelas kimia baru
12. dilakukan pengulangan langkah tersebut selang waktu 4 hari dan dilakukan selama 3x
Step 2:
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunkan dalam praktikum
2.Diteteskan satu tetes kultur Paramecium sp pada objek glass
3.Diamati bagaimana terbentuknya vakuola makanan dan gerakan vakuola (siklosis) sampai mencapai anus sel .
4. Diteteskan satu tetes suspensi ragi untuk memberi makan paramecium
5. Diamati sistem pencernaan pada paramecium
6. Ditambahkan congo-red untuk mempermudah meneliti proses pencernaan pada Paramecium
D. Landasan Teori
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Sub-phylum : Ciliophora
Classis : Ciliate
Sub-classis : Holotricha
Ordo : Hymenostomatida
Family : Paramecidae
Genus : Paramaecium
Species : Paramaecium caudatum
Morfologi
Paramaecium memiliki tubuh yang sebagian atau seluruhnya tertutupi oleh cilia atau rambut getar. Dimana bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan melintang. Paramecium memiliki tubuh streamline yang dapat digunakan untuk berenang. Laju renang dibantu oleh silia yang menutupi permukaan tubuh. Paramecium bergerak dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih. Selama bergerak, silia membuat gerakan yang simultan dari anterior ke posterior, disebut ritme metakronal.
Anatomi
Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki), memiliki makronuklesus satu, mikronukleus satu atau lebih, dimana mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus sebagai konjugasi. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh. Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat. Vakuola makanan banyak dan makronukleus bundar atau letaknya ditengah.
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350 ɰm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi). Paramecium Sp bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.
Tubuh paramecium memiliki dua vakuola kontraktil dan sejumlah vakuola makanan. Panjang tubuh berkisar antara 80-350 µm. permukaan ventral mengandung celah mulut.
Habitat
Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium Sp mengambil air dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.
E. Data Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kultur murni pada Paramecium dilakukan agar terdapat populasi paramecium tanpa kehadiran organisme lain . Paramecium sp melakukan pencernaan makanan dengan intraseluler dan cara makanya bersifat holozoic. Gerak siklosis pada paramecium menyebabkan gerak tubuhnya seperti berputar berlawanan arah jarum jam. Pada awalnya makanan masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut” (oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan dibentuk Sistem pencernaan makanan pada Paramaecium sp. pergerakan vakuola makanan dikenal dengan istilah siklosis. Secara berurutan yaitu rongga mulut – sitostoma – sitofaring – vakuola makanan – sitopage. Pencernaan makanan pada paramaecium terjadi dalam vakuola makanan. Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna makanan, dan mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi. Apabila terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium hal tersebut menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan.
Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola makanan kembali menjadi basa.
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi
G. Kesimpulan
1. Kultur murni dilakukan 3x tahapan agar terdapat populasi paramecium tanpa kehadiran organisme lain
2. Mekanisme pencernaan makanan pada Paramaecium sp disebut dengan gerak siklosis. Gerak tersebut diawali oleh gerak ke bagian posterior yang kemudian akan berbelok ke arah anterior, setelah sampai di ujung anterior maka gerak ini akan berlanjut ke arah posterior kembali melewati dekat rongga mulut dan selanjutnya menuju ke arah anus atau yang dinamakan defekasi. Secara berurutan pencernaan makanan pada Paramecium yaitu : Rongga mulut – sitostoma – sitofaring – vakuola makanan – sitopage.
3. Gerak siklosis pada paramecium menyebabkan gerak tubuhnya seperti berputar berlawanan arah jarum jam.
H. Evaluasi
1. Bagaimana terjadinya vakuola makanan ?
Jawab : Vakuola makanan terbentuk di sitostome, kemudian bersirkulasi di dalam sitoplasma. Sejalan dengan itu terjadi proses digesti. Pola gerakan vakuola makanan atau dikenal dengan istilah siklosis. Pada Paramaecium caudatum, siklosis telah banyak dipelajari. Vakuola makanan dari sitofaring bergerak ke posterior, kemudian ke anterior, dan akhirnya ke arah tengah mendekati sitostome, dan material limbah dikeluarkan lewat sitopige (sitoprok).
2. Apakah vakuola makanan tersebut bergerak?
Jawab : ya, vakuola makanan tersebut bergerak.
3. Jika vakuola makanan bergerak, kemana arah perjalanan makanan dan berapa lama sampai defekasi?
Jawab : arah gerak berupa gerak siklosis yaitu dari posterior berbelok ke arah anterior dan kembali ke posterior yang selanjutnya menuju anus. Pengeluaran sisa pencernaan melalui sitopage yang terletak di posterior mulut. Pencernaan makanan pada vakuola memerlukan enzim pada pH tertentu.
Daftar Pustaka
Nurjaman,Sopyan.2012.Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan.Bandung:Lili Creative
Rusyana, Adun. (2011). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta.
Anonim. (2001). Pencernaan Paramaecium. [online]. Tersedia: http://vuclip.com
[21 oktober 2016]
Anonim. Pencernaan Paramaecium. [online]. Tersedia:http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/bio100/Materi/penc_paramaecium.html [21 oktober 2016]
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi. Apabila terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium hal tersebut menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan.
Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola makanan kembali menjadi basa.
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi
G. Kesimpulan
1. Kultur murni dilakukan 3x tahapan agar terdapat populasi paramecium tanpa kehadiran organisme lain
2. Mekanisme pencernaan makanan pada Paramaecium sp disebut dengan gerak siklosis. Gerak tersebut diawali oleh gerak ke bagian posterior yang kemudian akan berbelok ke arah anterior, setelah sampai di ujung anterior maka gerak ini akan berlanjut ke arah posterior kembali melewati dekat rongga mulut dan selanjutnya menuju ke arah anus atau yang dinamakan defekasi. Secara berurutan pencernaan makanan pada Paramecium yaitu : Rongga mulut – sitostoma – sitofaring – vakuola makanan – sitopage.
3. Gerak siklosis pada paramecium menyebabkan gerak tubuhnya seperti berputar berlawanan arah jarum jam.
H. Evaluasi
1. Bagaimana terjadinya vakuola makanan ?
Jawab : Vakuola makanan terbentuk di sitostome, kemudian bersirkulasi di dalam sitoplasma. Sejalan dengan itu terjadi proses digesti. Pola gerakan vakuola makanan atau dikenal dengan istilah siklosis. Pada Paramaecium caudatum, siklosis telah banyak dipelajari. Vakuola makanan dari sitofaring bergerak ke posterior, kemudian ke anterior, dan akhirnya ke arah tengah mendekati sitostome, dan material limbah dikeluarkan lewat sitopige (sitoprok).
2. Apakah vakuola makanan tersebut bergerak?
Jawab : ya, vakuola makanan tersebut bergerak.
3. Jika vakuola makanan bergerak, kemana arah perjalanan makanan dan berapa lama sampai defekasi?
Jawab : arah gerak berupa gerak siklosis yaitu dari posterior berbelok ke arah anterior dan kembali ke posterior yang selanjutnya menuju anus. Pengeluaran sisa pencernaan melalui sitopage yang terletak di posterior mulut. Pencernaan makanan pada vakuola memerlukan enzim pada pH tertentu.
Daftar Pustaka
Nurjaman,Sopyan.2012.Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan.Bandung:Lili Creative
Rusyana, Adun. (2011). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta.
Anonim. (2001). Pencernaan Paramaecium. [online]. Tersedia: http://vuclip.com
[21 oktober 2016]
Anonim. Pencernaan Paramaecium. [online]. Tersedia:http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/bio100/Materi/penc_paramaecium.html [21 oktober 2016]
0 komentar:
Posting Komentar