Laporan Praktikum
Fisiologi Hewan
Sistem saraf
Disusun
oleh :
Syafiq
Almugni 14542021
Riana Trisna Wulandari 14542028
Hani Hadianti 14542035
Mastutin Mustaotinah 14542036
Neng Devi H.H 14542013
Ulfah Sayyidah 145420
Kelas :
3B Biologi
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
GARUT
2017
Dasar Teori
Tiap
bagian susunan saraf pusat mempunyai fungsi tertentu. Dengan sifat merangsang
(fasilitas) atau menghambat / inhibisi
bagian-bagian tertentu dari otak dan selanjutnya mengamati reaks-reaksi yang timbul, dapat diambil
kesimpulan yang tepat mengenai fungsi
bagian-bagian tersebut.
Sistem saraf mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan fungsi-fungsi jaringan lain dalam tubuh. Jaringan saraf
terdiri atas macam-macam jenis sel neuron dan sel glia yang berasal dari
neuroepitel embrional. Sistem saraf sebenarnya dua sistem yang struktur dan
fungsi saling berhubungan. Sistem saraf pusat (SSP) yang mencakup otak dan
medula spinalis, dan sistem saraf tepi (SST), yang mencakup saraf dan ganglion
yang terbesar diseluruh bagian tepi tubuh. Neuron merupakan dasar unsur sel
sistem saraf. Struktur neuron sangat bervariasi. Sel glia seperti glia seperti
astrosit dan sel Schwann, melakukan fungsi tambahan yang tidak berkaitan dengan
komunikasi. Sinapsis adalah tempat hubungan anatomik dan fungsional antarneuron
( Johnson, Kurt E. , 1994: 215).
Lintasan impuls saraf dari reseptor
sampai efektor disebut lengkung refleks. Apabila suatu saraf diberi rangsangan
, maka sel saraf akan merespon yaitu mengubah energi rangsangan menjadi energi
elektrokimia impuls saraf yang akan
dirambatkan sepanjang serabut saraf. Rambatan impuls saraf ini tidak dapat
diamati dengan mata seperti kontraksi otot (Nukmal, Nismah, 2012 :14). Saraf
spinal timbul dari saraf tunjang sebagai sebuah akar dorsal dan akar ventral
yang kemudian bersatu membangun saraf spinal.Pada akar dorsal terdapat ganglion
spinal dan akar dorsal ini terutama sensoris., sedangkan akar ventral motoris.
Tidak jauh sesudah munculnya kanalis vertebralis, setiap saraf spinal
sekurang-kurangnya akan pecah menjadi dua cabang. Sebuah ramus dorsal mensuplai
otot epaksial dan kulit punggung. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari
sistem saraf periferi yang mengontrol aktivitas lingkungan dalam yang biasanya
involuntary, seperti denyutan jantung, gerakan peristaltik dan berkeringat.
Dibangun oleh neuron motoris yang menuju otot polos di organ-organ interna.
Sistem saraf otonom terdiri atas neuron preganglionik yang meninggalkan sistem
saraf pusat melalui akar ventral dari saraf segmental sebelum mengadakan
sinapsis dengan neuron postganglionik yang menuju ke efektornya. Terdapat 2
bagian dari sistem saraf otonom yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis (Nurcahyani,Nuning, 2005 :
62-66).
Sel saraf bekerja dengan cara
menimbulkan dan menjalarkan impuls (potensial aksi). Impuls dapat menjalar pada
sebuah sel saraf, tetapi juga dapat menjalar ke sel lain dengan melintasi
sinaps. Penjalaran impuls melintasi sinaps dapat terjadi dengan cara transmisi
elektrik atau transmisi kimiawi (dengan bantuan neurotransmitter) (Isnaeni,
2006: h. 82). Komunikasi antara satu neuron dengan neuron lainnya atau dengan
otot dan kelenjar melalui proses transmisi sinaptik. Pada transmisi sinptik
terjadi sinaps (hubungan) dimana akson dari suatu neuron sel presinaps akan
berhubungan dengan dendrit, akson, atau badan sel neuron postsinaps. Terdapat
dua jenis transmisi sinaptik: transmisi sinaptik elektrik dan transmisi
sinaptik kimiawi (Halwatiah, 2009: h. 29).
Menurut (Pratama, 2012) berdasarkan
fungsinya sistem saraf dapat dibedakan atas tiga jenis :
1) Sel saraf
sensorik adalah sel saraf yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor
(penerima rangsang), ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
Sel saraf sensorik disebut dengan sel saraf indera, karena berhubungan dengan
alat indera.
2) Sel saraf
motorik adalah sel saraf yang membawa impuls berupa tanggapan dari susunan
saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju ke atau kelenjar tubuh.
Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak karena berhubungan
erat dengan otot sebagai alat gerak.
Refleks adalah suatu respon organ
efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar,
terhadap suatu stimulus tertentu. Respon
tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron,
membentuk suatu busur refleks. Dua
neutron aferen, sensoris, atau reseptor, dan neuron eferen, motoris , atau
efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) terletak di
antara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun refleks dapat melibatkan
berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana
adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang
yang digambarkan dengan refleks pemukulan ligamentum patela (suatu tendon) ,
sehingga menyebabkan otot lutut terentang.
Kenyataan bahwa aksi refleks ini tidak memerlukan kontrol kesadaran
dapatlah ditunjukkan dengan seekor hewan, misalnya katak, yang otaknya telah
diambil dengan cara memotong korda spinalis. Seekor hewan yang telah diputuskan
kolumna spinalisnya disebut hewan spinal, karena semua aktivitas arah kandal
dari lokasi pemotongan itu pastilah hanya karena korda spinalisnya, tidak lagi
ada hubungan dengan otak. Katak amatlah berguna untuk mendemostrasikan refleks
spinal karena periode shock spinal yang menghilangkan aktivitas refleks dan
membuat katak menjadi lumpuh, berlangsung hanya dalam beberapa menit saja.
Setelah pulih dari shock spinal, hewan akan menarik sebuah kakinya apabila
diberi stimulus seperti misalnya rangsangan listrik atau diberi sedikit asam
lemah (Frandson, 1992 :158 ).
Sel saraf penghubung disebut juga
dengan sel saraf konektor. Hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan
rangsangan dari sel saraf sensoris ke sel saraf ke sel saraRefleks
terjadi lewat suatu lintasan tertentu disebut lengkung refleks, dengan komponen
reseptor, neuron sensorik, neuron penghubung (di dalam otak dan medulla
spinalis), neuron motorik dan efektor. Sebagian besar merupakan refleks yang
rumit, melibatkan lebih dari satu neuron penghubung (Tim Dosen, 2012: h. 8).
Menurut (Hala, 2007: h. 88) fungsi
utama sistem saraf adalah :
1.
Untuk
mendeteksi, menganalisa, menggunakan, dan menghantarkan semua informasi yang
ditimbulkan oleh rangsang sensoris (seperti panas dan cahaya) dan perubahan
mekanis dan kimia yang terjadi di dalam lingkungan internal dan eksternal.
2. Untuk
mengorganisir dan mengatur, baik secara langsung maupun secara tidak langsung,
sebagian terbesar fungsi tubuh, terutama kegiatan motoris, visceral, endokrin
dan mentalf motorik.
Pada tingkat yang paling sederhana, organisasi sistem
saraf hanya tersusun atas sebuah neuron dengan dendrit dan akson.Meskipun masih
sangat sederhana, dengan susunan sistem saraf yang demikian ternyata hewan
mampu menanggapi berbagai perubahan di lingkungannya (Isnaeni, 2006: h. 78).
Neuron tersusun dalam sirkuit yang terdiri dari dua atau atau lebih jenis
fungsional. Sirkuit neuron yang paling sederhana hanya melibatkan sinapsis
antara dua jenis neuron, neuron sensoris dan neuron motoris. Masing-masing
neuron sensoris mengirimkan sinyal dari reseptor sensoris ke neuron motoris,
yang selanjutnya mengirimkan sinyal ke efektor. Hasilnya seringkali adalah
suatu respons otomatis yang sederhana, yang disebut refleks (Campbell, 2004: h.
202).
Gerak refleks merupakan respon yang cepat dan tidak
disadari terhadap perubahan lingkungan interna maupun eksterna. Refleks
dikendalikan oleh sistem saraf yaitu otak (disebut refleks kranial) atau medula
spinalis (disebut refleks spinal) lewat saraf motorik kranial dan spinal. Saraf
kranial dan saraf spinal dapat berupa saraf somatik yang mengendalikan refleks
otot kerangka atau saraf otonom yang mengendalikan refleks otot plos, jantung
dan kelenjar. Meskipun refleks spinal dapat terjadi tanpa keterlibatan otak,
tetapi otak seringkali memberikan pertimbangan dalam refleks spinal. Refleks
adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat
otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang
terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron, membentuk suatu busur refleks. Dua neutron aferen, sensoris, atau reseptor,
dan neuron eferen, motoris , atau efektor. Umumnya satu atau lebih neuron
penghubung (interneuron) terletak di antara neuron reseptor dan neuron efektor.
Meskipun refleks dapat melibatkan berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom,
refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang
khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan
ligamentum patela (suatu tendon) , sehingga menyebabkan otot lutut terentang.
Pada dasarnya semua sel memiliki
sifat iritabilitas, artinya sel dapat menanggapi (merespon) rangsangan yang
sampai kepadanya. Sifat tersebut tampak masih sangat menonjol pada sel otot dan
sel saraf. Sel otot akan menunjukkan respon apabila padanya diberi rangsangan
lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yang ditunjukkan oleh sel otot umumnya
berupa kontraksi otot, sedangkan respon yang pada sel saraf tidak dapat
diamati, sebab berupa proses pembentukan potensial aksi yang kemudian
dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya dapat diamati pada
efektornya.
Waktu dan
Tanggal Praktikum
Hari/tanggal : Kamis, 15 januari 2015
Waktu : 08.30 – selesai
Tempat : Laboratorium Fisiologi
Hewan Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung.
Refleks pada Katak
A.
Tujuan
:
1 1. Mempelajari
refleks normal pada katak
2 2. Mempelajari
refleks Spinal pada katak
B.
Alat
dan bahan :
ü > Aquarium
ü > Bak
bedah
ü > Statif
ü > Rantai
penggantung
ü > Sonde/Penganduk
gelas
ü > Gunting
bedah
ü > Beaker
glass
Bahan
ü > Katak
ü > Larutan
HNO 3 encer
ü > Larutan
H2SO4 ; 1%,3%, 5%
ü >Larutan
HNO 3 pekat
ü > Larutan
Fisiologis (NaCl 0,6 %)
C.
Cara
Kerja
1. Katak
normal
a. Peganglah
katak yang masih hidup dengan tangan
kiri dan genggamlah kedua kaki belakangnya, kemudian dekatkan gelas pengaduk
atau sonde pada daerah mata.amati refleks yang terjadi.
b. Sentuhlah
nares eksterna pada katak tersebut dan perhatikan gerkan nares eksterna tersebut
c. Usaplah bagian tenggorokan sampai bagian perut dan perhatikan gerakan
anggota badan anterior
d. Goreslah/
sentuhlah bagian lateral atau dorsal
tubuh katak , apakah katak tersebut berbunyi
e. Peganglah
kedua kaki depannya dan biarkan kedua kaki
belakang bebas, kemudian goreskan gelas pengaduk yang telah dicelupkan kedalam HNO3 encer pada
pungungnya. Amati yang terjadi
f. Lakukan
sumasi rangsang kimia seperti pada katak yang telah mengalami dekapitasi.
2 2. Katak
yang didekapitasi
a. Masukan
gunting bedah kedalam mulut katak dan
angkat kepalanya, kemudian guntinglah dibawah membran timpani.
b. Tutuplah
ujung potongan tersebut dengan kapas gantunglah katak pada statif dengan
mengikat rahang bawahnya
c. Tetesi dengan larutan fisiologis agar kesadarannya
pulih kembali
d. Setalah
katak siuman masukan katak tersebut ke
aquarium, perhatikan gerakannya.
e. Kemudian
terlentangkan katak pada bak bedah, perhatikan apakah katak berusaha untuk
membalikan badannya atau tidak.
f. Selanjutnya
letakan katak tadi pada bidang miring
mengarah kebawah bidang tersebut, perhatikan gerakannya.
g. Gantunglah
katak tersebut pada bagian rahang bawahnya.
h. Lakukan
sumasi dengan rangsang zat-zat kimia seperti berikut :
ü 1%
ü 3%
ü 5%
Tetesi ujung jari kaki katak pada larutan yang
terlemah hingga terkuat, ulangi beberapa kali sampai terjadi respon.
i.
Sentuhlah jari kaki belakang
dan jari kaki depan dengan benda
panas , perhatikan reaksinya
j.
Sentuh pula bagian ventral /perutnya
dengan benda panas, bagaimana reaksinya.
D.
Hasil
Pengamatan
1. Katak
Normal
Jenis
rangsang
|
Tanggapan
yang diberikan
|
Sentuhan sonde pada daerah mata
|
Berkedip dan selaput mata menutup
|
Sentuhan nares eksterna
|
Mata berkedip dan nares eksterna gerak
|
Sentuhan submandibular sampai bagian perut
|
Kaki depan bergerak
|
Sentuhan bagian lateral atau dorsal tubuh katak
|
Perut bergerak, katak tidak bunyi
|
Tetesan HNO3 encer
|
Gerakan
kaki depan dan belakang
|
2.
Katak
yang telah didekapitasi
Jenis
rangsang
|
Tanggapan
yang diberikan
|
Didalam
aquarium
|
Kaki
dan tangan bergerak
|
Kondisi
tubuh terlentang
|
Tidak
membalikan badan , hanya gerakan tubuh dan kaki
|
Pada
bidang miring
|
Tidak
adanya gerakan
|
Sentuhan submandibular sampai bagian perut
|
Kaki depan bergerak
|
Sentuhan bagian lateral atau dorsal tubuh katak
|
Perut bergerak, katak tidak bunyi
|
H2SO4 1%
|
Gerakan cepat
|
H2SO4 3%
|
Gerkan sedikit lambat
|
H2SO4 5%
|
Gerakan lambat
|
HNO3 pekat
|
Tidak terjadi gerakan dan kaki melingkup
|
Sentuhan benda panas (jari kaki)
|
Tidak terjadi gerakan
|
Sentuhan benda panas (bagian perut)
|
Tidak terjadi gerakan
|
E.
Pembahasan
Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan.Katak dapat
merespon dengan baik.Hal ini dikarenakan katak memiliki sistem saraf yang mana
saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus keotak hingga menimbulkan
respon. Respon akan ditanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada
antara permukaan luar dan dalam dari membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut
dapat dirangsang (excitable) dan dapat diganggu (Irritable). Neuron ini segera
bereaksi tehadap stimulus , dan dimodifikasi potensial listrk dapat terbatas
pada tempat yang menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian
neuron oleh membran. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau impuls saraf,
mampu melintasi jarak yang jauh impuls saraf menerima informasi keneuron lain,
baik otot maupun kelenjar.
Perlakuan refleks membalik pada
katak telah di dekapitasi (dihilangkan tempurung kepala dari badannya) katak
tidak dapat membalikkan diri. Seharusnya yang terjadi, katak masih dapat
membalikkan diri dikarenakan gerak reflek terjadi pada sumsum tulang belakang
dan bukan pada medula spinalis. Namun yang terjadi berbeda dikarenakan proses
dekapitasi terlalu berlebihan atau antara waktu pen-dekapitasi-annya pada katak
dengan perlakuan terpaut terlalu lama. Pendapat lain menyebutkan bahwa faktor
yang mempengaruhi katak tidak dapat membalikkan tubuh dikarenakan pusat
keseimbangan tubuhnya telah rusak. Pusat keseimbangan tersebut terletak pada
Cerebellum.
Perlakuan kadua adalah untuk
mengetahui reflek katak terhadap berbagai macam pacuan. Pada katak normal yang
diberi pacuan mekanis, panas, golvani (alat setrum), chemis (kimia), dan
meddula spinalis (penusukan daerah medula spinalis/kepala bagian atas)
menghasilkan respon gerak yang sangat cepat. Sedangkan pada katak yang telah
dicerebrasi atau di dekapitasi menanggapi respon yang lambat. Bahkan pada saat
medula spinalis dirusak, tidak ada gerak reflek sama sekali. Hal tersebut
dikarenakan saraf pusat yang mengatur gerak reflek terdapat di medula spinalis
juga. Sehingga setelah di dekapitasi pun saraf otot pada katak masih
menunjukkan gerak reflek walaupun lambat dikarenakan susunan sarafnya tidak
sempurna dan dimungkinkan kurangnya suplai cairan fisiologis ke tubuh katak yang fungsinya sebagai ATP
dalam pergerakan menangapi rangsang.
Pada katak normal yang diberikan hambatan maka pergerakan pada katak
akanterhambat, hal ini dikarenakan oleh alat gerak katak yang telah dihambat
dengan mengikatnya dengan tali pada saat praktikum. Pada katak yang diperlakuan
dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon yang dihasilkan tetap ada
namun katak merespon stimulus sangat lama.Hal ini dikarenakan sistem saraf pada
otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat atau jarum
pada saat praktikum.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak
normal, rangsang yang diberikan menghasilkan respon yang normal pula.Namun terjadi pengurangan frekuensi
respon pada katak yang telah didekapitasi.Akan tetapi katak yang didekapitasi
masih dapat memberikan respon.Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat
neurogenik sehingga katak masih mampu memberikan respon.
REFLEKS TENDON PADA MANUSIA
A.
Tujuan
Mempelajari refleks tendon pada manusia
B.
Alat
dan Bahan
Palu
/ alat pemukul lainnya
Kursi
C.
Cara
Kerja
1. Duduklah
salahseorang praktikan pada kursi dan biarkan salah satu kakinya dalam keadaan santai
2. Pukullah
ligamentum patelanya dibawah tempurung lutut dengan palu atau alat pemukul lainnya.
3. Perhatikan gerakan kaki tersebut.
D.
Hasil
pengamatan
Nama
|
Respon/gerakan kaki
|
Respon gerak tangan
|
keterangan
|
Mastutin
|
Terjadi gerakan refleks
|
Tangan memantul
|
normal
|
Riana
|
Terjadi gerakan reflex
|
Tangan memantul
|
normal
|
Ulfah sayyidah
|
Terjadi gerakan reflex
|
Tangan memantul
|
normal
|
Syafiq Almugni
|
Terjadi gerakan reflex
|
Tangan memantul
|
normal
|
E.
Pembahasan
Sistem saraf somatik (saraf sadar) merupakan sistem saraf yang melayani
kulit, otot rangka, dan tendon.Saraf somatik meliputi saraf-saraf yang menerima
dan menghantarkan informasi dari reseptor sensori (rangsangan eksternal) ke SSP
dan menyampaikan penrintah dari SSP ke otot rangka.Sistem saraf somatik disebut
saraf sadar karena sistem saraf ini bekerja menurut kesadaran kita. Misalnya melalui alat indra kita dapat
menditeksi sesuatu yang berbahaya.
Beberapa aksi dalam sistem saraf sensorik adalah berupa gerak refleks,
yaitu gerakan spontan yang berlangsung secara otomatis sebagai tanggapan
terhadap rangsangan.Gerak refleks ini terjadi sangat cepat, tanpa melalui
pertimbangan otak.Pada gerak refleks, impuls saraf bergerak dari reseptor
sensori di sepanjang serat saraf sensori menuju akar dorsal pada sumsum tulang
belakang.Di dalam sumsum tulang belakang, pesan yang dibawa sel saraf sensori
disampaikan ke sejumlah sel saraf asosiasi. Beberapa sel saraf asosiasi
membentuk sinapsis dengan sel saraf motor yang terdapat pada akar ventral
sehingga pesan mengalir disepanjang serat saraf motor menuju efektor (otot).
Selanjutnya otot berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan.
Setelah melakukan praktikum maka dapat dilihat bahwa saraf
pusat sebagai pengendali refleks dilakukan praktikum mengenai refleks pada
manusia. Berdasarkan praktikum didapat hasil yaitu pada posisi duduk dan kaki
menyilang di ketuk dengan hammer, sedang. Pada posisi duduk memegang
jari-jarinya di depan dada dan kedua tangannya saling mendorong di ketuk dengan
hammer, lemah. Melakukan lari-lari kecil kemudian duduk dan di ketuk
menggunakan hammer, sedang. Berdasarkan hal tersebut, yang paling cepat beraksi
adalah saat pada posisi duduk dan kaki menyilang dan melakukan lari-lari kecil
kemudian duduk.
Refleks adalah suatu respon organ
efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar,
terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang
terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron, membentuk suatu busur refleks. Dua neutron aferen, sensoris, atau reseptor,
dan neuron eferen, motoris, atau efektor. Umumnya satu atau lebih neuron
penghubung (interneuron) terletak di antara neuron reseptor dan neuron efektor.
Meskipun refleks dapat melibatkan berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom,
refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang
khas adalah refleks rentang yang digambarkan dengan refleks pemukulan
ligamentum patela (suatu tendon) , sehingga menyebabkan otot lutut terentang.
Apabila tempurung lutut tiba-tiba membengkok , gerakan ini akan merentangkan
otot quadriseps sehingga melahirkan refleks yang menyebabkan quadriseps
berkontraksi. Akibatnya terjadi perentangan lutut.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari yang timbul karena
adanyarangsangan dan merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih
cepat dari gerak biasa. gerak refleks pada manusia dapat berupa gerak secara
sadar dan tak sadar karena pengaruh saraf motorik dan saraf sensorik. gerak
secara sadar dapat dipengaruhi oleh kerjasaraf pusat yang secara langsung,
sedangkan gerak secara tak sadar dilakukan akibat kerja sum-sum tulang belakang
1. Katak normal menunjukan reaksi yang normal terhadap semua perlakuan atau
rangsangan ,terjadi respon yang sangat cepat, dan terjadinya gerak reflex.
2.
Terjadi pengurangan reaksi respon terhadap katak yang di dekapitasi.Akan
tetapi katak yang di dekapitasi masih dapat memberikan respon hal ini
disebabkan karena masih aktifnya refleks Spinal dan jantung katak bersifat neurogenic sehingga katak masih mampu memberikan
respon
3. Refleks sentakan lutut merupakan respons sederhana. Satu ketukan
pada lutut akan menyebabkan tarikan pada tendon yang berkaitan dengan otot
paha (otot kuadrisep). Akibatnya, kaki bagian bawah ikut
tertarik. Reseptor regangan yang merupakan reseptor sensorik menerima
tarikan itu. Kemudian, reseptor sensorik mengirimkan informasi ke sinapsis
dengan neuron motorik pada sumsum tulang belakang. Selanjutnya,
neuron motorik mengirimkan impuls / sinyal menuju otot kuadrisep
untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan kaki bagian bawah
tersentak ke arah depan.
Pertanyaan
1.
Pada katak
yang didekapitasi apakah masih sanggup merespon setiap rangsang yang diberikan ?jelaskan jawaban
anda !
2.
Apakah yang dimaksud dengan reflex?
Jawaban
1.
Masih terjadi respon, karena adanya gerak reflek
yang tidak menggunakan saraf pusat, tetapi menggunakan sumsum tulang belakang
2.
Refleks adalah suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang
bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang
terdiri atas sekurang-kurangnya 2 neuron, membentuk suatu busur refleks.
Mekanisme refleks dimulai dari diterimanya rangsang oleh reseptor yang
kemudian diteruskan melalui saraf sensoris ke sumsum tulang belakang. Dari
sumsum tulang belakang rangsang diteruskan melalui saraf motoris ke efektor
sehingga terjadi gerak refleks.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell
dan Reece, dkk.2012.”Biologi ”.Edisi 8: Wulandari,Damaring
Tyas.Jakarta:Erlangga.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Soewolo, dkk. 1994. Fisioloi Hewan. UT : Jakarta.
Wulangi. S. Kartolo. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan.
Depdikbud : Bandung.
Firmansyah.2014.Refleks
pada Manusia. Tersedia (online) : https://www.scribd.com/doc/280900826/Laporan-Praktikum-Refleks-Pada-Manusia