Jumat, 03 Februari 2017

      Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
Uji Kandungan Urin







Disusun oleh :
Syafiq Almugni             14542021
Riana Trisna Wulandari          14542028
Hani Hadianti                         14542035
Mastutin Mustaotinah             14542036
Neng Devi H.H                      14542013
Ulfah Sayyidah                       145420

Kelas               : 3B Biologi

SEKOLAH TINGGI  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN  (STKIP)
GARUT
2017
      A.    Tujuan
Untuk mengetahui kandungan glukosa, albumin, chloride, dan ammonia dalam urine
      B.     TEmpat dan Waktu
Tempat : Laboratorium Biologi STKIP Garut
Waktu : 16 januari 2017
      C.     Landasan Teori
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.
 Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin bersal dari penyaringan darah oleh ginjal yang dialirkan memelaui uretra selanjutnya dikeluarkan dari tubuh urin. banyak mengandung bebrapa zat seperti glukosa, garam-garam, asam amino. Urin ditampung dalam kantung urin sampai sekitar 300 cc .
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
 Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Proses pembentukan urine meliputi 3 tahap yaitu :
1.      Tahap penyaringan (filtrasi).
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman . Proses filtrasi: Ketika darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh. 
2.      Tahap penyerapan kembali (reabsorpsi).
Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah: glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-, sedangkan kadar urea menjadi lebih tinggi.
Proses reabsorpsi : mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan urine sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal dan terjadi lagi penyerapan zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air diserap sehingga terbentuk urine.
3.      Tahap Pengeluaran (Augmentasi).
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul (tubulus kolektivas). Dari tubulus kolektivas, urine dibawa ke pelvis renalis, lalu ke ureter menuju kantung kemih (vesika urinaria).
Kantung kemih merupakan tempat penyimpanan sementara urine. Jika kantung kemih sudah penuh oleh urine, maka urine harus dikeluarkan dari tubuh, melalui saluran uretra.
 Volume urine yang dikeluarkan antara lain tergantung pada hal-hal berikut:
§  Jumlah air yang diminum.
§  Jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap.
§  Hormon antidiuretik (Anti Diuretic Hormone = ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di bagian belakang otak.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru/segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5 urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
a.             Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b.             Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c.             Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
d.            Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Pada umumnya, urine normal berwarna bening. Akan tetapi warna urine dapat juga berubah-ubah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan warna urine. Faktor yang terpenting adalah kadar air dalam tubuh kita. Bila warna urine berubah menjadi kuning muda ataupun kuning tua itu artinya tubuh kita sudah mulai kurang cairan, mungkin asupan yang kurangan atau aktivitas yang banyak karena cairan tubuh kita paling banyak dikeluarkan melalui urine dan keringat.
Untuk mencegah supaya warna urine tidak kuning adalah dengan meminumair putih minimal 8 gelas sehari, ukuran itu disesuaikan dengan aktivitas kita sehari-hari. Jika memang aktivitas kita ekstra maka kebutuhan cairan kita juga ekstrasehingga kita harus meminum air lebih dari biasanya. Perubahan warna urine bisadijadikan paramater bahwa tubuh kita perlu asupan air. Berikut adalah tingkatanwarna urine beserta penjelasannya.
Perubahan warna yang terjadi :
a.       Hijau : memiliki kadar glukosa sebanyak 1 % 
b.      Merah : memiliki kadar glukosa sebanyak 1,5 % 
c.       Orange : memiliki kadar glukosa sebanyak 2 % 
d.      Kuning : memiliki kadar glukosa sebanyak 5 %
      D.    Alat dan bahan
Alat :
  ü  Tabung reaksi
  ü  Rak tabung reaksi
  ü   Penjepit tabung reaksi
  ü   Gelas ukur 100 ml
  ü  Indikator universal
  ü   Pembakar spiritus
  ü   Pipet tetes
  ü   Korek api
Bahan :
  ü  Urine
  ü  Larutan benedict
  ü   Larutan asam nitrit pekat 

      E.     Cara Kerja
·         Uji Glukosa dalam Urine
1.      Didihkan 3 ml larutan Benedict’s dalam tabung reaksi
2.      Tambahkan 8 tetes urine ke dalam larutan tadi dan panaskan lagi selama 1-2 menit kemudian biarkan dingin.
3.      Amati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila :
Hijau : kadar glukosa 1 %
Merah : kadar glukosa 1.5 %
Orange : kadar glukosa 2%
Kuning : kadar glukosa 5%
·         Uji Albumin dalam Urine
1.      Masukan 2ml asam nitrit pekat ke dalam tabung reaksi
2.      Miringkan tabung reaksi tersebut kemudian tetesi urinr dengan mempergunakan pipet secara perlahan-lahan sehingga urine turun melalui sepanjang tabung
3.      Bila urine mengandung albumin akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit
·         Uji Chlorida dalam Urine
1.      Masukan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian tetesi dengan larutan AgNO3 1-2 tetes.
2.      Amati perubahan yang terjadi, endapat putih menunjukan adanya chloride radikal.
·         Uji ammonia dalam urine
1.      Masukan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
2.      Panaskan dengan lampu spirtus
3.      Ciumlah bagaimana baunya ?
      F.      Hasil Pengamatan
No
Jenis uji urine
Urine 1
Urine 2

Perubahan
Keterangan
Perubahan
Keterangan
 Sebelum
Sesudah

Sebelum
Sesudah

1
Uji glukosa
Kuning
Biru
Normal/tdk mngndung glukosa
Kuning
Biru
Normal/
tdk 
mngndung glukosa
2
Uji albumin
Kuning
Kuning bening, tdk trdapat cincin putih
Normal/tdk mengandung albumin
Kuning
Kuning bening, tdk trdapat cincin putih
Normal/
tdk mengandung albumin
3
Uji chloride
Kuning
Terdapat serbuk putih/endapan putih tipis
Normal/terdapat clor radikal
Kuning
Terdapat serbuk putih/endapan putih tipis
Normal/
terdapat
clor radikal
4
Uji ammonia
Kuning
Kuning, tercium bau ammonia
Normal/terdapat ammonia yang keluar
Kuning
Kuning, tercium bau ammonia
Normal/
terdapat ammonia 
yang keluar

      G.    Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan terhadap dua sample urin maka dinyatakan kedua urine tersebut normal/sehat.
1.      Pengujian glukosa dalam urine, dengan dicampurkan larutan benedict yang dididihkan menghasilkan perubahan warna yang asalnya urine berwarna kuning berubah menjadi biru jernih /tidak terdapat endapan hal itu menunjukan dalam kandungan urine tidak terdapat glukosa Tinggi rendahnya kadar glukosa dalam urine biasanya dipengaruhi oleh banyaknya gula atau glukosa yang dikonsumsi. Makin banyak gula yang di konsumsi, maka akan semakin tinggi kadar glukosa yang ada dalam urine. Sebalinya, jika sedikit mengkonsumsi gula maka akan semakin sedikit juga kadar glukosa dalam urine tersebut. Bahwa mengkonsumsi  gula secara berlebih akan menimbulkan berbagai penyakit seperti gagal ginjal dan batu ginjal.
2.      Pengujian albumin dalam urine, bertujuan untuk memeriksa ada tidaknya albumin dalam urine dari dua sample urine yang dicoba keduanya tidak ada yang mengandung albumin, karena setelah asam nitrit diteteskan urine pada pertemuan urine dan asam nitrit tidak terdapat cincin putih antara keduanya. Albumin merupakan suatu protein yang memiliki ukuran molekulnya cukup besar. Urine yang mengandung albumin menandakan bahwa filtrasi yang dilakukan oleh ginjal tidak sempurna, indikator adanya albumin dalam urine ditandai dengan terdapatnya cincin putih diantara asam nitrat dan urine.
3.      Pengujian chloride dalam urine, untuk uji  chlorida menggunakan larutan NaOH 10% dikarenakan AgNO3 tidak ada,  5 ml NaOH 10% dicampurkan dengan urine 3 tetes sehingga terdapat adanya endapan atau gumpalan putih yang artinya menunjukkan hasil positif terhadap uji klorida atau mengandung klorida sehingga urine yang digunakan oleh kelompok kami bagus.
4.      Pengujian Amonia dalam urine, Amoniak  merupakan senyawa kimia yang memiliki lambang NH4, bau amoniak ini sangat menyengat. Untuk uji Amoniak menggunakan urine sebanyak 5 ml kemudian dipanaskan diatas spirtus lalu sambil mencium bau urine tersebut dengan cara dikipas-kipas pada atas tabung reaksi sehingga bau amoniaknya dapat tercium. Mengandung amoniak yang tinggi karena pada saat percobaan didapatkan bau amoniak atau bau pesing yang kuat.

      H.    Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah kelompok kami lakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala penyakit pada urine dengan kondisi ginjal yang baik. Urine yang di gunakan oleh kelompok kami berasal dari salah satu kelompok kami sendiri.
Untuk uji pertama kandungan glukosa menghasilkan warna coklat Ini menunjukan bahwa urine tersebut tidak mengandung glukosa. Jika berubah warna menjadi hijau, merah, orange dan kuning maka urine tersebut mengandung glokosa.
Uji kandungan albumin, pengujian ini menggunakan larutan asam nitrat, hasil yang didapat dari urine yang digunakan tidak terbentuk cincin putih pada permukaan urin. Ini menandakan bahwa urine yang digunakan tidak mengandung albumin dan pemilik urine tersebut sehat.
Untuk uji Amoniak mengandung amoniak yang tinggi karena pada saat percobaan didapatkan bau amoniak atau bau pesing yang kuat. Amoniak bersifat racun, amoniak merupakan hasil deaminasi asam amino sehingga harus segera diubah menjadi urea dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
Untuk uji  chlorida terdapat adanya endapan atau gumpalan putih yang artinya menunjukkan hasil positif terhadap uji klorida atau mengandung klorida sehingga urine yang digunakan oleh kelompok kami bagus.
Klorida yang terdapat dalam urine berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi ion-ion, oleh karena itu klorida terdapat dalam urin jika masuk lagi ke dalam tubuh berarti berbahaya bagi tubuh kita.


Daftar Pustaka

Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Jakarta : Erlangga



Posted on Jumat, Februari 03, 2017 by Unknown

No comments



Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
Uji Kandungan Urin







Disusun oleh :
Syafiq Almugni             14542021
Riana Trisna Wulandari          14542028
Hani Hadianti                         14542035
Mastutin Mustaotinah             14542036
Neng Devi H.H                      14542013
Ulfah Sayyidah                       145420

Kelas               : 3B Biologi

SEKOLAH TINGGI  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN  (STKIP)
GARUT
2017

  1. Tujuan
Mengamati karakteristik urine, kandungan glukosa,  kandungan albumin, kandungan klorida,, dan  kandungan amonia.
  1. Waktu dan tempat
Waktu : 08.30-10.00 WIB
Tanggal : 19 Januari 2017
Tempat : Labolatorium Fisiologi Hewan FMIPA UPI
  1. Landasan Teori
Eksresi merupakan proses pembuangan sisa metabolism. Sisa metabolism ini umunya berupa air, CO2, dan senyawa nitrogen. System urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, uretra. System ini membantu mempertahankan homeostatis dengan menghasilkan urin yang merupakan susunan kimia cairan tubuh melalui beberapa proses yaitu filtrasi plasma darah oleh glomerulus, absorpsi kembali secara selektif zat-zat seperti garam, air, gula sederhana, asam amino oleh tubulus, dan sekresi zat-zat oleh tubulus dari darah ke dalam lumen tubulus dalam bentuk urin. Proses sekresi ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, amino organic, dan ion hydrogen yang berfungsi untuk memperbaiki komponen buffer darah dan mengeluarkan zat-zat yang mungkin terjadi.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru/segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama baerbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsusmi banyak protein, dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsusmi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalam urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatini, dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca, dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin, dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).
  1. Alat dan Bahan
Alat :
  • Tabung reaksi
  • Rak tabung reaksi
  • Penjepit tabung reaksi
  • Gelas ukur 100 ml
  • Indikator universal
  • Pembakar spiritus
  • Pipet tetes
  • Korek api
Bahan :
  • Urine
  • Larutan benedict
  • Larutan asam nitrit pekat  
  • Larutan AgNO3 10%
  • Larutan asam oksalat

  1. Cara Kerja
Kegiatan 1 : Memeriksa ada tidaknya glukosa dalam urine
  1. Didihkan 3 ml larutan Benedict’s dalam tabung reaksi
  2. Tambahkan 8 tetes urine ke dalam larutan tadi dan panaskan lagi selama 1-2 menit kemudian biarkan dingin.
  3. Amati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila :
Hijau : kadar glukosa 1 %
Merah : kadar glukosa 1.5 %
Orange : kadar glukosa 2%
Kuning : kadar glukosa 5%
Kegiatan 2 : Memeriksa ada tidaknya albumin dalam urine
  1. Masukan 2ml asam nitrit pekat ke dalam tabung reaksi
  2. Miringkan tabung reaksi tersebut kemudian tetesi urinr dengan mempergunakan pipet secara perlahan-lahan sehingga urine turun melalui sepanjang tabung
  3. Bila urine mengandung albumin akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah kontak urine dan asam nitrit
Kegiatan 3 : Memeriksa ada tidaknya chloride dalam urine
  1. Masukan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian tetesi dengan larutan AgNO3 1-2 tetes
  2. Amati perubahan yang terjadi, endapat putih menunjukan adanya chloride radikal.
Kegiatan 4 : Mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urine
  1. Masukan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
  2. Panaskan dengan lampu spirtus
  3. Ciumlah bagaimana baunya ?
Kegiatan 5 : Membuktikan adanya urea dalam urine
  1. Teteskan beberapa tetes urine pada objek glas, kemudian hadapkan pada cahaya matahari biarkan sebagian dari urine tersebut menguap.
  2. Tambahlah setetes larutan jenuh asam oksalat
  3. Amati Kristal urea oksalat yang terbentuk.
  1. Hasil Pengamatan

No
Jenis uji Urine
Perubahan Warna
Keadaan larutan
Keterangan
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1
Uji glukosa
Kuning
Hijau
Tidak terdapat endapan
Tidak terdapat endapan
Mengandung glukosa 1%

2
Uji chloride
Kuning
Putih
Tidak Terdapat endapan
Terdapat endapan
Normal/mengandung klor dalam jumlah yang normal
3
Uji albumin
Kuning
Kuning
Tidak terdapat endapan
Tidak terdapat cincin putih
Normal/tdak mengandung albumin
4
Uji amonia
Kuning
Kuning
Tidak terdapat endapan
Tidak terdapat endapan, berbau pesing
Mengandung ammonia
5
Uji urea
Kuning
Kuning
Tidak terdapat endapan
Terdapat Kristal berbentuk bulat
Mengandung urea

  1. Pembahasan
Ada beberapa jenis kandungan yang telah diuji yaitu uji glukosa, klorida, albumin. Ammonia dan urea.
Dari sample urin yang diamati mempunyai sifat fisik yaitu warnaynya kuning bening, berbau pesing, tidak terdapat endapan, hal itu menunjukan  urine dalam keadaan normal.
Pengamatan pertama yaitu mengamati ada tidaknya kandungan glukosa pada urine, dengan meneteskan 8 tetes urine ke dalam larutan benedict 3 ml yang telah dididihkan, setelah itu dipanaskan lagi selama 1-2 menit, setelah didinginkan terdapat perubahan warna pada urine menjadi hijau hal itu menunjukan adanya kandungan glukosa 1%  pada urin. Selanjutnya mengamati ada tidaknya chloride dalam urine dengan memasukan 5ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian tetesi dengan larutan AgNO3, maka terjadi perubahan warna menjadi putih disebabkan karena urin tersebut mengandung garam dan  adanya endapan putih tipis, endapan itu adalah endapan AgCl yang terbentuk dari reaksi:
AgNO3 + Cl- → AgCl + NO3-
Adanya kandungan klorida dalam urin berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi ion-ion. Klorida akan selalu ada di dalam urin seseorang, hal ini karena pada filtrasi molekul-molekul kecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam bentuk ion Cl.
Menguji bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urin. Yaitu dengan memanaskan terlebih dahulu sampai mendidih kemudian diketahui bagaimana baunya, ternyata setelah dilakukan uji, urin tersebut berbau pesing, hal ini dikarenakan billirubin dan billiverdin bekerja. Amonia terdapat di dalam urin karena berasal dari deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam hati, tetapi di dalam ginjal juga terjadi pula proses deaminasi amonia (NH3) dapat juga berasal dari pembongkaran protein dan berbahaya bagi sel. Oleh karena itu ammonia harus dikeluarkan dari tubuh namun sebelum dikeluarkan harus dirombak dahulu menjadi urea.
Albumin merupakan suatu protein yang memiliki ukuran molekulnya cukup besar. Urine yang mengandung albumin menandakan bahwa filtrasi yang dilakukan oleh ginjal tidak sempurna, indikator adanya albumin dalam urine ditandai dengan terdapatnya cincin putih diantara asam nitrat dan urine.
Sedangkan pada percobaan uji kandungan albumin, pengujian ini menggunakan larutan asam nitrat, hasil yang didapat dari urine yang digunakan tidak terbentuk cincin putih pada permukaan urin. Ini menandakan bahwa urine yang digunakan tidak mengandung albumin dan pemilik urine tersebut sehat.
Bentuk kristal oksalat pada setiap urine seseorang berbeda-beda. Pada praktikum kali ini kristal oksalat yang terbentuk berbentuk bulat. Hal ini menunjukkan adanya urea dalam urine. Urea berasal dari sisa metabolisme protein yang dibawa darah dan tersaring oleh ginjal. Kristal oksalat yang mengendap dalam ginjal dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal hal tersebut terjadi karena kurang minum.
  1. Pertanyaan
  1. Buatlah siklus perubahan glukosa dalam tubuh dan jelaskan mengapa terjadi demikian !
  2. Bagaimanakah jumlah glukosa dalam darah setelah beberapa saat anda makan ? bagaimanakah hubungannya dengan kadar glukosa optimum darah ?
  3. Apakah hubungannya antara kadar albumin yang tinggi dalam urine dengan kesehatan yang bersangkutan ?
  4. Chloride yang terdapat dalam urine berasal dari apa ? jelaskan !
  5. Apakah chloride selalu terdapat dalam urine ? jelaskan !
  6. Tuliskan reaksi kimi yang terjadi pada percobaan di atas bila uji tersebut positif !
  7. Berasal dari apakah ammonia dalam urine ?
  8. Enzim apa yang bekerja ?
  9. Jelaskan bagaimanakah terbentuknya urea dalam tubuh !
  10. Bagaimanakah mekanisme pengeluaran urea dalam tubuh ?
Jawaban :
  1. Glukosa berasal dari pemecahan amilum dan maltosa. Glukosa masuk siklus glikolisis menghasilkan asam piruvat, kemudian masuk daur krebs dan transpor elektron untuk menghasilkan energi berupa ATP.
  2. Akan meningkat. Karena saat kita makan makanan yang mengandung karbohidrat, karbohidrat akan diubah jadi glukosa. Glukosa ini akan dibawa oleh darah atau dapat disimpan dalam bentuk glikogen otot dan hati jika kadar gula dalam darahnya berlebih.
  3. Albumin merupakan molekul yang mempunyai berat molekul yang besar. Apabila dalam urin seseorang terdapat albumin, maka hal tersebut menunjukkan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endhotollium. Selain itu, hal tersebut dapat disebabkan oleh iritasi sel ginjal dikarenakan masuknya substansi seperti bakteri, eter, atau logam berat.
  4. Klorida yang terdapat dalam urine berasal dari garam-garam yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan misalnya NaCl yang kemudian dalam cairan tubuh akan terurai menjadi ion-ion, oleh karena itu klorida terdapat dalam urin. Dalam tubuh NaCl diuraikan menjadi Na+ dan Cl-. Na+ difiltrasi dalam jumlah besar tetapi ia akan mengalami transpor secara aktif disemua bagian nefron kecuali pada bagian ansa Henle yang tipis. Dalam keadaan normal, 96% – 99% Na+ yang difiltrasi akan direabsorpsi. Sedangkan ion Cl- diabsorpsi secara pasif di bagian tubulus kontortus distal dan terjadi sekresi aktif ion Cl- di bagian lengkung henle.
  5. Klorida selalu terdapat dalam urin, pada filtrasi molekul-molekul kecil seperti glukosa dan garam mineral direabsorpsi melalui transport aktif. Kelebihan NaCl yang dihasilkan dari proses augmentasi dikeluarkan lewat urine dalam bentuk ion Cl- dan Na+ . Pengeluaran NaCl tergantung pada banyaknya NaCl yang masuk.
  6. Reaksi yang terjadi :
NaCl → Na+ + Cl- AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3.
  1. Amonia adalah hasil deaminasi asam amino yang terjadi terutama di dalam hati dan ginjal.
  2. Glutaminase mengubah glutamin menjadi asam glutamat.
  3. Urea dalam tubuh terbentuk sebagai hasil samping metabolisme protein.
  4. Urea hasil metabolisme protein dibawa oleh darah. Darah difiltrasi oleh ginjal sehingga zat yang tidak dipakai lagi, salah satunya NH3 akan terpisah dari darah dan keluar bersama urine.

  1. Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan terhadap satu sample urine dapat disimpulkan bahwa pada uji glukosa urine berubah warna menjadi hijau, hal tersebut menunjukan bahwa urine mengandung glukosa dalam kadar rendah  (1%), tidak mengandung albumin karena tidak terdapat cincin putih, tidak mengandung klorida dalam kadar normal karena terdapat endapan putih tipis , mengandung ammonia dengan timbulnya bau pesing setelah urine dididihkan.



Daftar Pustaka
Maryati, Sri, dkk. (2003). Biologi SMU Jilid 3 Kelas 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Syamsuri , Istamar, dkk. (2003). Biologi 2000 2B SMU Kelas 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Posted on Jumat, Februari 03, 2017 by Unknown

No comments